SMPN 3 KOPANG - Class Meeting merupakan salah satu ajang kegiatan siswa yang mempertemukan siswa/i antar kelas yang berbeda dalam satu sekolah, dan dilaksanakan setiap selesai ujian akhir semester, tepatnya waktu jeda antara uji akhir semester dengan moment pembagian raport.
Class meeting tidak hanya menjadi ajang kompetisi antar kelas, namun juga dapat menjadi wadah edukasi yang sangat produktif untuk membangun karakter (mental), kreatifitas, silaturrahmi, passion, hingga mampu mengendorkan saraf-saraf motorik yang selama ini terkungkung oleh kelelahan dan kejenuhan belajar siswa di kelas.
Pada bulan Desember tahun ini, ujian akhir semester gasal sesuai kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh dinas Dikpora kabupaten Lombok Tengah berakhir pada tanggal 12 Desember 2015, dan pembagian raport siswa akan dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2015, yang berarti bahwa ada 8 (delapan) hari efektif waktu jeda semester yang dapat digunakan oleh para siswa untuk mengisi program class meeting dengan berbagai kegiatan lomba antar kelas.
Sebagai salah satu program dan ajang bagi siswa dalam mengaktualisasikan dirinya, baik sebagai individu, ataupun sebagai bagian dari sebuah komunal. Kegiatan ini bisa dikatakan menjadi pesta siswa dalam pengembangan diri yang dilakukan setiap semester.
Namun dari keterangan kepala sekolah/guru di beberapa sekolah, tidak semua sekolah melaksanakan program class meeting ini, ada yang karena alasan pembina dan pengurus OSIS-nya tidak aktif, ada juga karena alasan waktu jeda semester digunakan untuk mengadakan remedial bagi siswa yang belum tuntas dalam ujian akhir semesternya.
Untuk lebih jelasnya bagaimana program Class Meeting ini dilaksanakan, penulis akan mengarahkan pembaca meneropong situasi SMP Negeri 3 Kopang, yang hari ini tanggal 16 Desember 2015 telah membuka kompetisi lomba sepak bola, balap karung, jurnalis, memasukkan paku dalam botol, kebersihan kelas dan sendok kelereng, yang direncakan untuk dilaksanakan sampai tanggal 22 Desember 2015, dengan membentuk panitia umum dan beberapa koordinator sesuai dengan jumlah mata lomba yang dilaksanakan.
Yang istimewa dalam program ini adalah para siswa yang notabene pengurus OSIS secara mandiri dan telah menjadi tradisi sejak lama, menyelenggarakan kegiatannya tanpa campur tangan para guru dalam ide dan kepanitiaan. Namun guru pembina hanya memberikan masukan dan kontrol untuk menjaga jangan sampai keluar dari jalur edukasinya.